World's Greatest Drag Race!

A quarter mile with the best car of the year 2010/mid-2011 with among other :
-BMW 1M
-Lotus Evora S
-Porsche Cayman R
-Ford Mustang Boss 302 Laguna Seca
-Chevrolet Corvette Z06/Z07
- Ferrari 458 Italia
-Porsche 911 type 997.2 GT3 RS
-Audi R8 GT
-Nissan GT-R
-Lexus LFA
-Mercedes-Benz SLS AMG





Nissan Evalia Taklukan Jalan Pantai dan Gunung

Sebelum diluncurkan pada 7 Juni mendatang, PT Nissan Motor Indonesia memberi kesempatan kepada sekitar 40 wartawan untuk menjajal Evalia 1.5, andalan Nissan di segmen low MPV. NMC menyediakan 10 unit dari dua varian, yakni SV dan XV untuk menjalani rute Kaliurang-Bayat-Pantai Sundak dan berakhir di Candi Ratu Boko berjarak sekitar 170-an km, 24 Mei lalu.
Beragam kondisi jalan dan jenis tikungan yang dilalui sangat cocok untuk merasakan performa mesin generasi baru HR15DE dengan dual injector. Sekaligus juga merasakan kenyamanan dan kestabilan MPV baru Nissan yang suspensi belakang memakai per daun.

Harus punya tega
KompasOtomotif bersama tiga media lainnya mendapat Evalia bertransmisi manual, tapi varian termewah yang sudah dilengkapi DVD dengan layar monitor di plafon, kamera dan sensor parkir serta kunci kontak model Immobilizer.

Sebelum jalan, KompasOtmotif yang berada di belakang kemudi, coba memanfaatkan keunggulan yang dipunyai MPV ini, yakni menyetel batas maksimal putaran mesin di 2.500 rpm, idling 900, dan kecepatan maksimum 90 kpj. Dipilih segitu karena rute yang diterabas dari Kaliurang menuju peristirahatan Bayat sejauh 40 km lebih tergolong ringan, meski ada jalan tanjakan dan menurun, hanya cocok untuk menguji kestabilan.

Panel instrumen di atas terpusat pada multi information display (MID) yang menyatu dengan petunjuk putaran mesin berupa digital, pemakaian konsumsi bahan bakar, jarak tempuh, kecepatan rata-rata. Cara penyetelannya dengan menekan tombol sebelah kiri yang terletak pada indikator speedometer, lalu ke luar menu pilihan (speed, idling, timer dll).

Dengan adanya pembatasan itu, sangat membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Jadi, ketika putaran mesin sudah melewati batas, pada layar MID muncul tanda panah dan disampingnya ada huruf "A" berkedip-kedip menandakan gigi persneling harus dinaikkan. Begitu juga sebaliknya, ketika menghadapi jalanan menurun cukup panjang menggunakan gigi 2 sambil mengandalkan engine brake, tapi putaran mesin 3.000 rpm, tanda akan menyala (berarti naikkan ke gigi 3).

Soal mesin baru HR15DE ini, KompasOtomotif merasakan tenaganya galak mulai 2.000 rpm ke atas. Apalagi dipadu dengan rasio gigi yang pendek untuk gigi 1 dan 2, membuat Evalia jadi agresif. Hanya, bila genjotan awal dimulai dengan putaran mesin rendah (di bawah 2.000 rpm) kegalakan mesin tak terasa. Jadi, di awal itu harus punya rasa tega, terlebih bila putaran mesin menyentuh 1.800 rpm, ketika pedal gas ditekan keras, ada jedahnya.

Bodi rolling kecil
Soal kenyamanan, meski suspensi belakang menggunakan per daun, goyangan bodi tidak terlalu kuat. Gejala ini terasa saat menjalani rute dari Bayat menuju pantai Sundak yang sarat tikungan dan diselingi jalan rusak. Dan KompasOtomotif beralih jadi penumpang di baris kedua.

Mungkin ini tertolong oleh desain moncong sangat aerodinamis, sehingga memberi hambatan angin kecil. Terlebih jika keempat roda yang memakai pelek 14/165 diganti 15/175/65, goyangan dan bantingan bisa lebih baik. Walau konsumsi bahan bakar sedikit lebih boros dari yang sekarang.

Nah, ketika pulang dari Candi Ratu Roko ke Kaliurang, KompasOtomotif dapat transmisi matik. Perlakukannya harus lebih tega dari manual bila ingin melakukan akselerasi. Untuk mendapatkan tenaga awal yang baik, bisa menggunakan persneling dua, termasuk kala menghadapi jalan tanjakan. Termasuk saat melintasi jalan terjal ke Gunung Merapi untuk melakukan pemotretan, masih bisa melesat mengandalkan gigi 2. Kalau pun harus ke gigi satu, hanya sebentar untuk dapatkan akselerasi.

Hanya, ketika mengoperasikan tongkat persneling, semisal dari "P" ke "D" harus melihat petunjuk di MID sudah sesuai atau belum. Karena, posisi gigi pada tuas transmisi tidak diterangi lampu.



Sumber Informasi :
http://otomotif.kompas.com/read/2012/05/28/2416/Taklukkan.Jalan.Pantai.Sundak.dan.Gunung.Merapi

Efek Memasang Ban Rotasi Terbalik

Untuk ban tipedirectional dan asymmetrical terdapat aturan pemasangan dibanding simetris. Directionalditandai dengan penunjuk arah berbentuk panah, sementara asymmetrical memakai tulisan "outside" dan "inside". Terkadang ada pengguna yang secara sembrono menukar posisi dengan alasan bagian luarnya sudah habis. Lalu, apa efeknya jika hal tersebut dilakukan? Berikut penjelasan dari Adang Supandi, Product Technical Senior Manager, PT Gajah Tunggal.



Bahaya Saat Hujan
"Langkah tersebut tidak dibenarkan terlebih saat melintas di lintasan yang basah. Karena dapat menyebabkan adanya aquaplanning berlebihan sehingga dapat menghilangkan stabilitas," jelas Adang. Apalagi, lanjutnya, kecepatan berada di atas 40 kpj. Sebab, kembangan ban sudah didesain untuk membuang air. Dengan kondisi terbalik maka fungsinya berubah menjadi menampung air. Akibatnya air akan berkumpul dan membentuk lapisan air antara ban dengan aspal.

Lain halnya ketika digunakan pada lintasan kering. "Efeknya, suara gesekan ban lebih berisik dan kembangan ban lebih cepat habis," papar Adang. Stabilitas, menurutnya tidak terlalu berpengaruh.

Kondisi Tertentu
Ada teori dari Chandra Alim, pebalap nasional, seputar rotasi berlawanan. "Kondisi rotasi di balik dapat membantu pengereman lebih pakem," ujar Chalim, sapaan akrabnya. Informasi tersebut didapat dari mekanik saat mengikuti Australian Touring Car Championship pada 1990-an.

Teori tersebut bisa dilakukan pada mobil penggerak belakang dengan tenaga yang besar. Itu pun hanya berlaku untuk ban depan saja. "Karena saat dibalik menimbulkan efek lebih mencengkram saat di rem. Dengan begitu jarak pengereman bisa lebih dekat," ungkap Chalim. Tetapi, lanjutnya teori ini tidak berlaku untuk mobil gerak roda depan karena sebagai pusat traksi di mana tempat beban berkumpul.

"Jangan sekali-sekali melakukan saat lintasan basah karena akan mengurangi stabilitas cukup besar dan bisa sangat berbahaya karena mobil kehilangan kontrol. Saya melakukan ini hanya untuk di lintasan balap, tidak di jalan raya," tegas Chalim.





Sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2012/06/26/2831/Efek.Memasang.Ban.Rotasi.Terbalik