Nissan Evalia Taklukan Jalan Pantai dan Gunung

Sebelum diluncurkan pada 7 Juni mendatang, PT Nissan Motor Indonesia memberi kesempatan kepada sekitar 40 wartawan untuk menjajal Evalia 1.5, andalan Nissan di segmen low MPV. NMC menyediakan 10 unit dari dua varian, yakni SV dan XV untuk menjalani rute Kaliurang-Bayat-Pantai Sundak dan berakhir di Candi Ratu Boko berjarak sekitar 170-an km, 24 Mei lalu.
Beragam kondisi jalan dan jenis tikungan yang dilalui sangat cocok untuk merasakan performa mesin generasi baru HR15DE dengan dual injector. Sekaligus juga merasakan kenyamanan dan kestabilan MPV baru Nissan yang suspensi belakang memakai per daun.

Harus punya tega
KompasOtomotif bersama tiga media lainnya mendapat Evalia bertransmisi manual, tapi varian termewah yang sudah dilengkapi DVD dengan layar monitor di plafon, kamera dan sensor parkir serta kunci kontak model Immobilizer.

Sebelum jalan, KompasOtmotif yang berada di belakang kemudi, coba memanfaatkan keunggulan yang dipunyai MPV ini, yakni menyetel batas maksimal putaran mesin di 2.500 rpm, idling 900, dan kecepatan maksimum 90 kpj. Dipilih segitu karena rute yang diterabas dari Kaliurang menuju peristirahatan Bayat sejauh 40 km lebih tergolong ringan, meski ada jalan tanjakan dan menurun, hanya cocok untuk menguji kestabilan.

Panel instrumen di atas terpusat pada multi information display (MID) yang menyatu dengan petunjuk putaran mesin berupa digital, pemakaian konsumsi bahan bakar, jarak tempuh, kecepatan rata-rata. Cara penyetelannya dengan menekan tombol sebelah kiri yang terletak pada indikator speedometer, lalu ke luar menu pilihan (speed, idling, timer dll).

Dengan adanya pembatasan itu, sangat membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Jadi, ketika putaran mesin sudah melewati batas, pada layar MID muncul tanda panah dan disampingnya ada huruf "A" berkedip-kedip menandakan gigi persneling harus dinaikkan. Begitu juga sebaliknya, ketika menghadapi jalanan menurun cukup panjang menggunakan gigi 2 sambil mengandalkan engine brake, tapi putaran mesin 3.000 rpm, tanda akan menyala (berarti naikkan ke gigi 3).

Soal mesin baru HR15DE ini, KompasOtomotif merasakan tenaganya galak mulai 2.000 rpm ke atas. Apalagi dipadu dengan rasio gigi yang pendek untuk gigi 1 dan 2, membuat Evalia jadi agresif. Hanya, bila genjotan awal dimulai dengan putaran mesin rendah (di bawah 2.000 rpm) kegalakan mesin tak terasa. Jadi, di awal itu harus punya rasa tega, terlebih bila putaran mesin menyentuh 1.800 rpm, ketika pedal gas ditekan keras, ada jedahnya.

Bodi rolling kecil
Soal kenyamanan, meski suspensi belakang menggunakan per daun, goyangan bodi tidak terlalu kuat. Gejala ini terasa saat menjalani rute dari Bayat menuju pantai Sundak yang sarat tikungan dan diselingi jalan rusak. Dan KompasOtomotif beralih jadi penumpang di baris kedua.

Mungkin ini tertolong oleh desain moncong sangat aerodinamis, sehingga memberi hambatan angin kecil. Terlebih jika keempat roda yang memakai pelek 14/165 diganti 15/175/65, goyangan dan bantingan bisa lebih baik. Walau konsumsi bahan bakar sedikit lebih boros dari yang sekarang.

Nah, ketika pulang dari Candi Ratu Roko ke Kaliurang, KompasOtomotif dapat transmisi matik. Perlakukannya harus lebih tega dari manual bila ingin melakukan akselerasi. Untuk mendapatkan tenaga awal yang baik, bisa menggunakan persneling dua, termasuk kala menghadapi jalan tanjakan. Termasuk saat melintasi jalan terjal ke Gunung Merapi untuk melakukan pemotretan, masih bisa melesat mengandalkan gigi 2. Kalau pun harus ke gigi satu, hanya sebentar untuk dapatkan akselerasi.

Hanya, ketika mengoperasikan tongkat persneling, semisal dari "P" ke "D" harus melihat petunjuk di MID sudah sesuai atau belum. Karena, posisi gigi pada tuas transmisi tidak diterangi lampu.



Sumber Informasi :
http://otomotif.kompas.com/read/2012/05/28/2416/Taklukkan.Jalan.Pantai.Sundak.dan.Gunung.Merapi

Tidak ada komentar: